Thursday 11 February 2016

 DUNIA TUMBUHAN

1. Non-Tracheophyta (tumbuhan tak berpembuluh) : Lumut
2. Tracheophyta (tumbuhan berpembuluh) : Paku dan Tumbuhan Berbiji

A. Tumbuhan Lumut (BRYOPHYTA)
1. Ciri Tubuh
1.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh
Ukuran lumut makroskopik, yaitu dengan tinggi sekitar 1-2 cm. Lumut mengalami
pergantian generasi, yaitu gametofit dan sporofit. Gametofit adalah lumut yang menghasilkan sel kelamin. Sporofit adalah lumut yang menghasilkan spora.
1.2 Struktur dan Fungsi Tubuh
Tubuh lumut terdiri dari sel-sel yang memiliki kloroplas yang memiliki pigmen klorofil untuk membantu berfotosintesis. Tubuh lumut tidak memiliki jaringan pengangkut air dan mineral. Gametofit memiliki alat perkembangbiakan multiseluler yang disebut gametangium. Gametium jantan disebut anteridium dan gametium betina disebut arkegonium. Jika anteridium dan arkegonium terdapat pada satu gametofit disebut lumut berumah satu (monoseus) dan jika anteridium dan arkegonium terpisah pada dua gametofit disebut lumut berumah dua (dioseus). Lumut sporofit selalu menumpang lumut gametofit untuk memperoleh air dan mineral. Sporofit multiseluler pada sebagian besar lumut memiliki sporangium. Sporangium menghasilkan spora-spora dengan bentuk dan ukuran yang sama sehingga lumut sering dikatakan bersifat homopora atau isospora. Spora digunakan untuk rerproduksi seksual.
2. Cara Hidup dan Habitat
2.1 Reproduksi
Lumut berkembang secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan yang terjadi di dalam sporangium lumut sporofit (sporogonium). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi protonema lalu tumbuh lagi menjadi gametofit haploid (n). pergiliran antara generasi gametofit (n) dan generasi sporofit (2n) disebut metagenesis. Gametofit adalah generasi yang dominan dalam daur kehidupan lumut.
2.2 Klasifikasi
a. Lumut hati (Hepaticopsida)
Bentuk tubuh lumut hati seperti hati (talus). Pada talus lumut hati terdapat gemma cup (kuncup). Tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid. Gametofitnya membentuk anteridium dan arkegonium yang berbentuk paying. Sporangium sporofit terbentuk pada bagian bawah cakram arkegooniofor. Arkegoniofor adalah cabang pada gametofit betina berupa struktur seperti jejari yang mekar dari sebuah cakram di tengah. Spermatozoid dihasilkan oleh anteridium yang terdapat pada bagian atas cakram anteridiofor. Anteridiofor adalah cabang pada gametofit jantan yang berupa struktur seperti paying dengan puncaknya membentuk cakram.
b. Lumut tanduk (Anthoceratopsida)
Lumut tanduk memiliki bentuk tubuh seperti lumut hati yaitu berupa talus. Sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya memiliki satu kloroplas. Lumut tanduk terdiri dari 100 spesies.
c. Lumut Daun (Bryopsida)
Lumut daun memiliki struktur gametofit atau struktir generative dan juga menghasilkan spora (vegetative). Tingginya sekitar 5 inchi. Sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofiksis, kapsul, gigi peristom dan kalipra. Spora terdiri dari dua lapisan yaitu endopora dan eksospra. Habitatnya di tempat lembab. Ujung kapsulnya yang telah masak ditutupi oleh penutup yang disebut juga operculum.
3. Manfaat Lumut Bagi Manusia
a. Obat penyakit hepar (hati)
b. Bahan pengganti kapas atau pembalut
c. Sumber bahan bakar
d. Mampu merombak struktur batu menjadi tanah

B. Tumbuhan Paku (PTERIDOPHYTA)
1. Ciri Tubuh
1.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh
Tinggi tumbuhan paku bervariasi. Mulai dari yang tingginya sekitar 2 cm, sampai tumbuhan paku di darat yang mencapai tinggi 5 m. tumbuhan terdiri dari generasi gametofit dan sporofit sama dengan tumbuhan lumut tadi. Namun, tidak seperti tumbuhan lumut, sporofit tumbuhan paku lebih besar dari gametofitnya dan hidupnya lebih lama. Karena itu sporofit disebut sebagai generasi yang dominan pada daur kehidupan tumbuhan paku. Generasi sporofit umumnya yang kita lihat sehari-hari sebagai tumbuhan paku.
1.2 Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Sporofit
Sebagian besar tumbuhan paku sporofit memiliki akar, batang dan daun sejati. Dan ada pula tumbuhan paku yang memiliki rizom. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil) dan yang berdaun besar (makrofil). Di sepanjang batang tumbuhan paku yang tidak berdaun terdapat sporangium. Sedangkan pada tumbuhan paku yang berdaun sporangium terletak pada daun yang fertil (sporofil). Sedangkan daun yang tidak mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa helaian dan ada yang memebentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa sporofil memebentuk struktur seperti kerucut pada ujung cabang. Pada sporofil yang berbentuk helaian, sporangium berkelompok dan membentuk sorus. Sorus dilindungi oleh selaput (indusium). Spira yang dihasilkan sporofit akan tumbuh memebentuk gametofit berbentuk hati (protalus atau protalium).
1.3 Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Gametofit
Gametofit memiliki alat reproduksi seksual yaitu anteridium (jantan) yang menghasilkan spermatozoid berflagelum dan arkegonium (betina) yang menghasilkan ovum. Gametofit dengan dua jenis alat reproduksi disebut gametofit biseksual. Sedangkan gametofit yang hanya memiliki salah satu jenis alat reproduksi disebut gametofit uniseksual. Gametofit biseksual dihasilkan oleh paku homospora. Gametofit uniseksual dihasilkan oleh paku heterospora.

2. Cara Hidup dan Habitat
2.1 Reproduksi
Tumbuhan paku berkembang biak secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual dan aseksual pada tumbuhan paku terjadi sama seperti tumbuhan lumut. Cara bereproduksi tumbuhan paku dibedakan berdasarkan sporofil paku tersebut yaitu paku homospora, paku heterospora dan paku peralihan.
2.2 Klasifikasi
a. Paku purba (Psilopsida)
Sebagian besar paku purba merupakan tumbuhan paku yang telah punah. Paku purba hidup di daerah tropis dan subtropis. Pada paku purba, daun yang ada merupakan mikrofil dan makrofil. Sporofil pada paku purba merupakan homospora.
b. Paku kawat (Lycopsida)
Paku kawat banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun membentuk strobilus pada ujung batang yang berbentuk kerucut seperti konus pada pinus. Oleh karena itu, paku kawat sering disebut juga pinus tanah. Paku kawat memiliki mikrosprangium dan megasporangium yang menghasilkan mikrospora dan megaspore yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan dan gametofit betina. Gametofit pada paku kawat berukuran kecil dan tidak berklorofil.
c. Paku ekor kuda (Sphenopsida)
Tumbuhan paku ini berbentuk seperti pohon dengan tinggi mencapai 15 m. Bentuk batang tumbuhan paku ini sama dengan namanya, ekor kuda. Paku ekor kuda digolongkan ke dalam paku peralihan.
d. Paku sejati (Pteropsida)
Tempat tumbuh paku sejati sebagian bessar di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daun muda pada paku sejati tumbuh menggulung (circinnatus). Umumnya berdaun berukuran besar dan memiliki tulang daun bercabang.

3. Manfaat Tumbuhan Paku bagi Manusia
a. Dapat dimakan sebagai sayur
b. Obat untuk menyembuhkan luka
c. Pupuk hijau tanaman padi di sawah
d. Tanaman hias

C. Tumbuhan Berbiji (SPERMATOPHYTA)
1. Ciri Tubuh
1.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh
Perawakan atau penampilan tumbuhhan berbiji sangat bervariasi, dari pohon, perdu, semak hingga herba. Ukuran tumbuhan bebiji makroskopis yaitu dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop.
1.2 Struktur dan Fungsi Tubuh
Tunbuhan berbiji merupakan tumbuhan heterospora. Mikrospora pada tumbuhan berbiji merupakan kantung serbuk sari. Mikrosporofilnya berupa benang sari. Megaspore pada tumbuhan berbiji adalah kandung lembaga (kantung embrio). Megasporangiumnya tentu saja bakal biji sedangkan megaporofilnya merupakan daun buah (karpela).
2. Cara Hidup dan Habitat
2.1 Reproduksi
Reproduksi dilakukan tumbuhan berbiji melalui penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi). Penyerbukan adalah menempelnya serbuk sari pada kepala putik. Pembuahan adalah terjadinya penyatuan sel telur yang terdapat dalam kantung lembaga pada bakal biji dengan inti yang berasal dari serbuk sari.
2.2 Klasifikasi
a. Subdivisi Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka)
Ciri-cirinya adalah bakal biji tumbuh pada permukaan megasporofil, umumnya berkelamin tunggal dan penyerbukan hamper selalu dengan penyerbukan anemogami (bantuan angin). Gymnospermae dibagi menjadi beberapa kelas.

– Kelas Cycadinae
Habitus menyerupai palem, berkayu, sedikit atau tidak bercabang, daun tersusun dalam roset batang, tulang daun berbagi menyirip atau menyirip dan daun mudanya bergulung.
– Kelas Coniferae atau Coniferinae
Habitus semak, perdu atau pohon, dengan tajuk menyerupai kerucut. Daun menjarum. Terbagi dalam beberapa ordo dengan contoh famili sebagai berikut.
• Ordo Toxales. Family Taxaceae.
• Ordo Araucariale. Famili Araucariaceae.
• Ordo Podocarpales. Famili Podocarpaceae.
• Ordo Pinales. Famili Pinaceae.
– Kelas Gnetinae
Tumbuhan berkayu yang batangnya bercabang-cabang atau tidak. Terbagi dalam beberapa ordo dengan contoh famili sebagai berikut.
• Ordo Ephedrales. Famili Ephedraceae.
• Ordo Gnetales. Famili Gnetaceae.
• Ordo Welwitschiales. Famili Welwitschiaceae.
– Kelas Ginkgoinae
Pohon yang memiliki tunas pendek, daun bertangkai panjang berbentuk kipas dengan tulang daun bercabang-cabang menggarpu.
b. Subdivisi Angiospermae (Tumbuhan Berbiji Tertutup)
Habitu herba, semak, perdu atau puhon. Selama pertumbuhan, inti dalam serbuk sari membelah menjadi dua (vegetative dan generative). Terbagi menjadi beberapa kelas.
– Kelas Dycotyledoneae (Tumbuhan Dikotil)
Berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang dengan ruas-ruas tidak jelas.
– Subkelas monoklamida
Pohon atau tumbuhan berkayu, bunga berkelamin tunggal, anemogami, tak ada perhiasan bunga
– Subkelas dialipeta
Tumbuhan dengan habitus terna, semak, perdu dan pohon, bunga menarik perhatian. Perhiasan bunga lengkap.
– Subkelas simpetala
Tumbuhan denga habitus herba, semak, perdu dan pohon, perhiasan bunga lengkap.
– Kelas Monocotyledoneae (Tumbuhan Monokotil)
Habitus herba, semak, perdu atau pohon. Batang dari pangkal ke ujung hamper sama tanpa cabang. Daun tunggal, jarang majemuk, umumnnya memiliki pelepah, helaian daun sejajar. Bunga berjumlah trimer atau kelipatan tiga dan tidak berkambium.
3. Manfaat Tumbuhan Berbiji Bagi Manusia
Peneduh, penyimpan air, penyerap karbon dioksida, sumber oksigen, bahan obat-obatan, dekorasi, upacara adat, agama, kosmetik, makanan utama, sumber serat, protein, vitamin, bahan sandang, papan, perabotan

 


Sumber : https://annafreaksthillia.wordpress.com/2013/03/02/rangkuman-bab-8-dunia-tumbuhan-kelas-x-sma-esis/

No comments:

Post a Comment